Tuesday, June 17, 2008

Sumber : Koran Tempo, Jum'at, 23 Mei 2008
8
KEBANGKITAN NASIONAL DALAM PERSPEKTIF TEKNOLOGI INFORMASI
oleh
Muhamad Jafar Elly

Praktisi Teknologi Informasi

Hari kebangkitan nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei, tahun ini genap berusia seratus tahun (1908 – 2008). Seabad kebangkitan nasional bukanlah waktu yang singkat untuk mewujudkan Indonesia yang bersatu dalam keanekaragaman rakyatnya. Awalnya adalah sebuah pergerakan pemuda yang dipelopori oleh “Boedi Oetomo” untuk berjuang meraih kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa asing. Kemudian pergerakan itu berkembang melalui organisasi-organisasi kepemudaan yang mengedepankan sisi intelektualitas kaum muda saat itu. Semangat nasionalisme yang dikumandangkan para pemuda ketika itu, berhasil menyatukan segenap komponen bangsa Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Mereka bangkit bersama-sama untuk berjuang membela tanah air demi mewujudkan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Momen bersejarah itu mengawali bangkitnya nasionalisme Indonesia yang kemudian mampu membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa asing tahun 1945.

Kini peringatan kebangkitan nasional telah melewati tiga orde pemerintahan dalam sejarah perjalanan bangsa, yakni orde lama, orde baru dan orde reformasi. Memperingati kebangkitan nasional dalam orde reformasi sekarang ini tentu berbeda kondisinya dengan orde-orde sebelumnya. Semangat nasionalisme dalam orde reformasi ini tidak lagi dittikberatkan pada upaya untuk meraih kemerdekaan melainkan untuk memperta-hankan dan mengisi kemerdekaan dengan karya-karya nyata dari anak-anak bangsa ini. Di samping itu, bangsa Indonesia masih harus berjuang sekuat tenaga untuk keluar dari keterpurukan ekonomi, kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Ini adalah fakta yang tak bisa dipungkiri. Dalam konteks ini, semestinya seabad kebangkitan nasional bisa menjadi moment untuk menyemangati rakyat agar berusaha bangkit dari kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan tersebut.

Kuncinya adalah pengetahuan. Dalam abad informasi sekarang ini, segala pengetahuan itu bisa didapatkan dengan mudah. Di sini, teknologi informasi bisa memainkan peran yang cukup signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempertebal jiwa nasionalisme. Kebangkitan nasional dalam perspektif teknologi informasi sesungguhnya dapat dimaknai sebagai upaya membangun kesadaran masyarakat untuk keluar dari kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Logikanya jika rakyat pandai dan cerdas maka kemiskinan dapat ditekan, bangsa akan lebih maju dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Namun, jika tidak maka selamanya bangsa ini akan tetap ketinggalan dan akan menjadi ladang keuntungan bagi bangsa lain. Melalui teknologi informasi, masyarakat akan memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengakses informasi dan pengetahuan sehingga mereka bisa belajar secara mandiri, meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta berkarya untuk kemajuan bangsanya.

Slogan-slogan kebangkitan nasional yang selama ini lebih bersifat seremonial sudah saatnya diganti dengan karya-karya nyata yang lebih mencerminkan kebanggaan dan kecintaan kepada tanah airnya sendiri. Teknologi informasi bisa menjadi sarana untuk meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan itu dengan cara membuka akses informasi dan komunikasi tanpa batas melalui internet. Dengan cara itu, masyarakat dari segenap pelosok nusantara dapat saling bertukar informasi dan berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Secara tidak langsung teknologi informasi dapat merekatkan hubungan antar sesama anak bangsa walaupun berjarak ribuan kilometer. Dengan demikian, teknologi informasi memiliki peran yang cukup signifikan untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan kemandirian bangsa.

Persoalannya sekarang bagaimana membangkitkan nasionalisme ini dengan mengguna-kan teknologi informasi. Pertama yang harus dilakukan adalah mempercepat pembangunan infrastruktur tekonolgi informasi dan komunikasi di seluruh Indonesia. Jika semua sudut wilayah tanah air ini telah terhubung dengan fasilitas tekonologi infromasi dan komunikasi, maka secara otomatis integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan terjaga dan berada dalam kendali pemerintahan. Kedua, membangkitkan semangat kemandirian bangsa melalui pengetahaun yang bisa diperoleh dari jaringan teknologi informasi dan komunikasi. Ketiga, menumbuhkan jiwa nasionalisme dan rasa cinta kepada tanah air lewat karya-karya intelektual yang bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia. Rasa cinta ini pada gilirannya akan menumbuhkan semangat bela negara. Bela negara dalam hal ini tidak hanya dilakukan ketika bangsa dalam keadaan bahaya atau terancam tetapi juga diwujudkan dalam medan kompetisi baik yang berskala nasional maupun internasional.

Kebangkitan nasional yang dilihat dari sudut pandang teknologi informasi ini merupakan konsekuensi logis dari perubahan zaman di mana bangsa Indonesia mau tak mau harus bisa menyesuaikan dirinya dengan kondisi kekinian. Adaptasi ini tidak berarti bahwa rakyat Indonesia akan kehilangan rasa cinta dan bangga pada tanah airnya melainkan justru semakin tampil percaya diri menghadapi tantangan era globalisasi dengan segala kecanggihan teknologi informasinya. Ruh kebangkitan nasional itu bisa diwujudkan dalam bentuk karya cipta inovatif dan hasil kreatifitas dalam bidang teknologi informasi yang mampu bersaing secara global. Kompetisi ini sekaligus mengekspresikan talenta putra-putri Indonesia terhadap dunia teknologi informasi dan komunikasi sehingga kreatifitas digital yang dimiliki bisa menjadi ujung tombak kebangkitan nasional Indonesia.

Hal ini sejalan dengan semangat kaum muda masa kini yang menghendaki perubahan dan kemajuan bangsa dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi tanpa sedikitpun mengurangi nilai-nilai kebangsaan atau nasionalisme. Pada gilirannya bangsa Indonesia bisa bangkit dari keterpurukannya dan mampu bersaing secara global dalam berbagai sektor pembangunan yang didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas, mampu berpikir secara global dan bertindak secara lokal. Inilah paradigma baru nasionalisme yang semestinya dikedepankan ketika memperingati satu abad kebangkitan nasional dalam era informasi ini. Dengan demikian, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang maju, bermartabat dan disegani dunia. Semoga..!
================
Artikel di atas telah dimuat dalam Harian Nasional Koran Tempo, Jum'at, 23 Mei 2008